Pengertian Smrti dan
Bagian-bagianya
HINDUALUKTA--
Smrti adalah merupakan kelompok kitab kedua setelah kelompok Sruti atau kitab
wahyu dan dianggap sebagai kitab hukum Hindu karena di dalamnya banyak dimuat
tentang aturan Hindu yang disebut Dharma. Karena itu tidak mengherankan kalau
kitab Smrti ini dinyatakn di dalam beberapa kitab sebagai kitab Dharmasastra.
Dharma berarti “hukum” dan sastra berarti “ilmu”. Mengenai hal tersebut diatas
kita dapatkan dua keterangan yang sangat berharga yang terdapat di dalam kitab
Manawadharmasastra II.10 sebagai berikut :
Srutistu vedo vijneyo, dharmasastram tu vai smrtih
Te sarvathesvam imamsye, tabhyam dharmohi nirbhabhau
Artinya
:
Ketahuilah
bahwa sesungguhnya Sruti itu adalah Weda dan Dharmasastra itu adalah Smrti,
kedua macam pustaka suci ini tidak boleh diragukan kebenarannya mengenai apapun
juga karena keduanya itu merupakan hukum yang patut dipatuhi (Puja dan
Sudharta, 2003).
Juga di
dalam kitab Sarasamuscaya 37 disebutkan sebagai berikut :
Srutir vedah samakhyato, dharmasastram tu vai smrtih
Te sarvathesvam imamsye, tabhyam dharmo vinir bhrtah.
Artinya :
Yang
dimaksud dengan Sruti itu sama dengan Weda dan dharmasastra itu sesungguhnya
Smrti. Sruti dan Smrti keduanya supaya dijalankan, supaya dituruti untuk setiap
usaha, selama demikian halnya, maka sempurnalah dalam berbuat dharma.
Smrti
berasal dari kata “smr”berarti “ingat”. Smrti adalah Pustaka suci atau Weda
yang ditulis oleh Maha Rsi berdasarkan ingatan atas wahyu yang pernah diterimanya.Smrti
ditulis untuk dan menjelaskan Weda,sehingga Weda dapat dimengerti dan lebih
berarti bagi manusia pada umumnya.
- BAGIAN-BAGIAN
SMRTI
Secara garis
besarnya Smrti dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yakni kelompok
Wedangga (Sadangga), dan kelompok Upaweda.
- Kelompok
Wedangga.
Kelompok
Wedangga disebut juga Sadangga yang terdiri dari enam bidang Weda yaitu:
- Siksa
atau Phonetika .
Merupakan
kitab Wedangga yang isinya memuat petunjuk-petunjuk tentang cara tepat dalam
pengucapan mantra serta rendah tekanan suara. Untuk dapat mengucapkan mantra
(Weda Sruti) dengan baik, fungsi kitab Siksa ini adalah sangat penting.
Dalam hubungannya dengan mempelajari mantra (Weda Sruti) kitab Siksa juga
disebut dengan nama Pratisakhya. Adapun kitab-kitab Pratishakya yang masih
sampai saat ini adalah : Rg. Weda Pratishakya, Taittriya Pratishakya Sutra,
Wajasaneyi Pratisahya Sutra, Sama Pratisakhya Sutra, Atharwa Weda Pratisakhya
Sutra.
- Wyakarana
atau Tata Bahasa
Kitab ini
menguraikan tentang tata bahasa, untuk dapat menghayati Weda dengan
benar, kecil kemungkinannya dapat diketahui, tanpa mengerti dan mengetahui tata
bahasanya. Oleh karena itu kitab Wyakarana ini memiliki fungsi yang sangat
penting di dalam kita mempelajari Weda. Para Maharsi yang mendalami tentang
tata bahasa (Weda) adalah Maharsi Sekatayana, Begawan Panini,Maharsi Patanjali,
dan Begawan Yaska. Diantara orang suci tersebut yang paling terkenal Begawan
Panini, beliau menulis kitab Asta Dhyayi dan Patanjali Bhasa. Beliau adalah orang
suci yang pertama mengenalkan kata bahasa Sanskerta popular (bahasa yang
dipergunakan oleh masyarakat) dan bahasa Daiwiwak yaitu bahasa para Dewa.
- Chanda
atau Lagu
Kitab Chanda
adalah cabang Weda yang khusus membahas aspek ikatan bahasa dalam Weda yang
disebut lagu. Dalam mempelajari Weda kita perlu mendalami kitab Chanda,
karena dengan Chanda itu, semua ayat-ayat itu dapat dipelajari secara turun
temurun seperti nyanyian yang mudah diingat. Dari berbagai kitab-kitab Chanda,
yang masih terdapat utuh sampai sekarang ada dua buah buku yaitu Midana Sutra
dan Chanda Sutra yang dihimpun oleh Begawan Pinggala.
- Nirukta
Kitab
Nirukta berisikan berbagai penafsiran otentik mengenai kata-kata yang
terdapat di dalam Weda. Kitab ini ditulis oleh Begawan Yaska pada tahun +_800
SM yang isinya menguraikan tentang tiga macam suatu hal, yaitu : memuat kata-
kata yang memiliki arti sama atau Naighantuka Kanda, memuat kata- kata yang
memiliki arti ganda atau disebut Naighama Kanda, memuat tentang nama-nama Dewa
yang ada di angkasa , bumi , dan surga disebut Daiwatganda.
- Jyotisa
atau Astronomi
Merupakan
pelengkap Weda yang isinya memuat pokok-pokok ajaran astronomi yang diperlukan
untuk pedoman dalam melakukan yadnya, isinya adalah membahas tata surya, bulan
dan badan angkasa lainnya yang dianggap mempunyai pengaruh di dalam pelaksanaan
yadnya. Melalui pengetahuan yang terdapat dalam kitab Jyotisa juga kita dapat
memahami, bahwa bagaimana Weda mengajarkan kepada umatnya untuk dapat
berhubungan secara harmonis dengan alam dan lingkungannya berdasarkan yadnya.
Diantara kitab Jyotisa, yang terdapat masih sampai sekarang adalah kitab
Jyotisa Wedangga yang memiliki hubungan dengan kitab Weda Sruti, Rg Weda dan
Yajur Weda.
- Kalpa
Kitab ini
merupakan kelompok Wedangga yang terbesar dan penting. Menurut jenis isinya,
Kalpa terbagi atas beberapa bidang, yaitu :
- Kitab
Srauta atau juga disebut Srauta Sutra , yang isinya memuat berbagai ajaran
mengenai tata cara melakukan yajna, penebusan dosa dan lain-lain, terutama
yang berhubungan dengan upacara keagamaan baik dalam tingkatan upacara
besar maupun upacara kecil.
- Kitab
Grhya atau Grhyasutra, yang isinya memuat berbagai ajaran mengenai
peraturan pelaksanaan yajna yang harus dilakukan oleh orang-orang yang
berumah tangga. Berhubungan dengan kitab Srauta dan Sutra (Kalpa) terdapat
Sradha Kalpa dan Pitri Merdha Sutra yang isinya membahas tentang
pokok-pokok ajaran yang berhubungan dengan tata cara upacara untuk arwah
orang-orang yang telah meninggal. Disamping itu pula terdapat kitab Prayas
Cita Sutra sebagai pendukung Kitab Waitana Sutra (Atharwa Weda)
- Dharmasutra
adalah membahas berbagai aspek tentang peraturan hidup bermasyarakat dan
bernegara. Kitab Dharmasutra dipandang sangat penting diantara kitab-kitab
jenis Kalpa sehingga terdapatlah kesan bahwa Weda Smrti itu adalah
Dharmasastra. Dan orang suci yang menuliskan kitab Dharmasutra adalah :
Bhagawan Manu, Bhagawan Apastamba, Bhagawan Harita, Bhagawan Wisnu,
Bhagawan Wasistha, Bhagawan Waikanasa, Bhagawan Yajnawalkya, Bhagawan
Parasara. Dari nama-nama para orang suci penulis Dharmasastra tersebut,
yang paling terkenal adalah Bhagawan Manu. Karya sastra dibidang Manawa
Dharma Sastra ditulis oleh Bhagawan Bhrgu. Ajaran yang termuat dalam
kitab Manawa Dharma Sastra yang ditulis oleh Bhagawan Bhrgu menyebar di
seluruh pelosok dunia, seperti India, Campa, Kamboja, Thailand dan sampai
di Indonesia. Dalam hidup dan kehidupan kita ini, dilalui oleh 4 zaman
atau disebut juga Catur Yuga sehingga Bhagawan Shankalikhita menjangkau bahwa
masing-masing dari catur Yuga mempunyai Dharma Sastranya tersendiri,
seperti berikut :
- Pada
masa Satya/Krtha Yuga berlaku kitab Dharma Sastra yang ditulis oleh
Bhagawan Manu
- Pada
Masa Trita Yuga berlaku kitab Dharmasastra yang ditulis oleh Bhagawan Yajnawalkhya
- Pada
Masa Dwapara Yuga berlaku kitab Dharmasastra buah karya Bhagawan Sankha
Likhita
- Pada
masa Kali Yuga dipergunakan Dharmasastra yang ditulis oleh Bhagawan
Parasara
Sulwasutra,
adalah memuat peraturan-peraturan mengenai tata cara membuat tempat
peribadatan, misalnya Pura, Candi dan bangunan-bangunan suci lainnya yang
berhubungan dengan ilmu arsitektur.
2. Kelompok Upaweda.
Kitab
Upaweda adalah kelompok kedua dari Weda Smrti yang sama pentingnya dengan
Wedangga. Kata Upaweda berasal dari bahasa Sanskerta, yang terdiri dari 2 kata
yaitu “upa” yang artinya “dekat”dan “Weda” yang atinya “pengetahuan suci
atau kitab suci”. Upaweda berarti dekat dengan pengetahuan suci. Kelompok
Upaweda terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
- Itihasa
Merupakan
jenis epos yang terdiri dari dua macam yaitu Ramayana dan Mahabharata. Kitab
Ramayana ditulis oleh Rsi Walmiki. Seluruh isinya dikelompokkan kedalam tujuh
Kanda dan berbentuk syair. Jumlah syairnya sekitar 24.000 syair. Adapun ketujuh
kanda tersebut adalah Bala Kanda ,Ayodhya Kanda, Aranyaka Kanda, Kiskinda
Kanda, Sundara Kanda, Yudha Kanda dan Utara Kanda. Tiap-tiap Kanda itu
merupakan satu kejadian yang menggambarkan cerita yang menarik. Di Indonesia
cerita Ramayana sangat populer yang digubah ke dalam bentuk Kekawin dan
berbahasa Jawa Kuno. Kekawin ini merupakan kakawin tertua yang disusun sekitar
abad ke-8. Disamping Ramayana, epos besar lainnya adalah Mahabharata. Kitab ini
disusun oleh maharsi Wyasa. Isinya adalah menceritakan kehidupan keluarga
Bharata dan menggambarkan pecahnya perang saudara diantara bangsa Arya
sendiri.
Ditinjau
dari arti Itihasa berasal dari kata "Iti", "ha" dan
"asa" artinya adalah "sesungguhnya kejadian itu begitulah
nyatanya" maka Mahabharata itu gambaran sejarah, yang memuat mengenai
kehidupan keagamaan, sosial dan politik menurut ajaran Hindu. Kitab Mahabharata
meliputi 18 Parwa, yaitu Adiparwa, Sabhaparwa, Wanaparwa, Wirataparwa,
Udyogaparwa, Bhismaparwa, Dronaparwa, Karnaparwa, Salyaparwa, Sauptikaparwa,
Santiparwa, Anusasanaparwa, Aswamedhikaparwa, Asramawasikaparwa, Mausalaparwa,
Mahaprastanikaparwa, dan Swargarohanaparwa. Diantara parwa-parwa tersebut,
terutama di dalam Bhismaparwa terdapatlah kitab Bhagavad Gita, yang amat
mashyur isinya adalah wejangan Sri Krsna kepada Arjuna tentang ajaran filsafat
yang amat tinggi.
- Purana
Merupakan
kumpulan cerita-cerita kuno yang menyangkut penciptaan dunia, Pralaya, cerita
mengenai zaman Manu atau Manwantara,dan silsilah para raja yang memerintah di
dunia, juga mengenai silsilah dewa-dewa dan bhatara, cerita mengenai silsilah
keturunaan dan perkembangan dinasti Suryawangsa dan Candrawangsa serta memuat
ceitra-ceritra yang menggambarkan pembuktian-pembuktian hukum yang pernah di
jalankan. Selain itu Kitab Purana juga memuat pokok-pokok pemikiran yang
menguraikan tentang ceritra kejadian alam semesta, doa-doa dan mantra untuk
sembahyang, cara melakukan puasa, tatacara upacara keagamaan dan
petunjuk-petunjuk mengenai cara bertirtayatra atau berziarah ke tempat-tempat
suci. Dan yang terpenting dari kitab-kitab Purana adalah memuat pokok-pokok
ajaran mengenai Theisme (Ketuhanan) yang dianut menurut berbagai madzab Hindu.
Adapun kitab-kitab Purana itu terdiri dari 18 buah, yaitu Wisnu Purana, Narada
Purana ,Bhagawata Purana, Garuda Purana, Padma Purana, Waraha Purana Bhrahmanda
Purana, Brhrahmawaiwarta Purana, Markandenya Purana, Bhawisya Purana, Waruna
Purana, Brahma Purana, Matsya Purana, Kurma Purana, Lingga Purana, Siwa Purana,
Skanda Purana dan Agni Purana.
Berdasarkan
sifatnya , ke delapanbelas purana tersebut dibagi tiga kelompok yaitu :
1. Satwika
Purana : Wisnu, Narada , Bhagawata, Garuda, Padma, dan Waraha.
2. Rajasika
Purana : Bhrahmanda, Brhrahmawaiwarta, Markandenya Bhawisya, Waruna, dan Brahma
3. Tamasika
Purana : Matsya, Kurma, Lingga, Siwa, Skanda, dan Agni
- Arthasastra
Adalah jenis
ilmu pemerintahan negara. Isinya merupakan pokok-pokok pemikiran ilmu politik.
Sebagai cabang ilmu, jenis ilmu ini disebut Nitisastra atau Rajadharma atau
pula Dandaniti. Ada beberapa buku yang dikodifikasikan ke dalam jenis ini
adalah kitab Usana, Nitisara, Sukraniti dan Arthasastra. Ada beberapa Acarya
terkenal di bidang Nitisastra adalah Bhagawan Brhaspati, Bhagawan Usana,
Bhagawan Parasara dan Rsi Canakya.
- Ayur
Weda
Adalah kitab
yang menyangkut bidang kesehatan jasmani dan rohani dengan berbagai sistem
sifatnya. Ayur Weda adalah filsafat kehidupan, baik etis maupun medis. Oleh
karena demikian, maka luas lingkup ajaran yang dikodifikasikan di dalam Ayur
Weda meliputi bidang yang amat luas dan merupakan hal-hal yang hidup. Menurut
isinya, Ayur Weda meliputi delapan bidang ilmu, Salya yaitu ajaran mengenai
ilmu bedah, Salkya yaitu ajatan megenai ilmu penyakit, Kayakitsa yaitu ajaran
mengenai ilmu obat-obatan, Bhuta Widya yaitu ajaran mengenai ilmu psikotherapy,
Kaumara Bhrtya yaitu ajaran mengenai ilmu pendidikan anak-anak (ilmu jiwa
anak), Agada Tantra yaitu ajaran mengenai ilmu toksikologi, Rasayama Tantra
yaitu ajaran mengenai ilmu mujizat dan Wajikarana adalah ajaran mengenai ilmu
jiwa remaja.
Disamping
Ayur Weda, ada pula kitab Caraka Samhita yang ditulis oleh Maharsi Punarwasu.
Kitab inipun memuat delapan bidang ajaran (ilmu), yakni : Sutrathana yang
isinya menguraikan tentang ilmu pengobatan, Nidanastana yang isinya menguraikan
tentang berbagai jens penyakit yang umum, Wimanasthana yaitu isinya
menguraiakan tentang ilmu pathologi, Sarithana yaitu menguraikan tentang ilmu
anatomi dan embriologi, Indiyasthana adalah menguraikan tentang ilmu diagnosis
dan pragnosis, Cikitasthana, Kalpasthana, Siddistana ketiganya menguraikan
ajaran pokok-pokok ilmu therapy tetapi dalam catatan kitab Kalpasthana dan
Siddistana telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan Persia pada tahun 800
Masehi. Kitab Susrusa Samhita ditulis oleh Bhagawan Susanta yang menguraikan
tentang ajaran umum di bidang ilmu bedah dan berbagai macam alat-alat yang
dipergunakan dalam pembedahan. Kitab Yogasara dan Kitab Yogasastra ditulis oleh
Bhagawan Nagarjuna, dimana keduannya isinya menguraikan tentang pokok-pokok
ilmu yoga yang berhubungan dengan system anatomi dalam pembinaan kesehatan baik
jasmani maupun rohani. Kitab Kama Sutra ditulis oleh Bhagawan Watsyayana pada
abad ke 10 Masehi yang erat ubungannya dengan kitab Wajikarana , isinya
menguraikan tentang ajaran ilmu jiwa remaja.
- Gandharwaweda
Adalah kitab
yang membahas berbagai aspek cabang ilmu seni. Ada beberapa buku penting yang
termasuk Gandharwaweda ini adalah Natyasastra (yang meliputi Natyawedagama dan
Dewadasasahasri), Rasarnawa, Rasaratnasamuscaya dan lain-lain.
- Kama
Sastra
Kitab Kama
Sastra sebagai bagian dari jenis Kitab Upaweda yang menguraikan tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan asmara, seni atau rasa indah. Di dalam upaya
untuk mewujudkan salah satu tujuan hidup umat beragama dipandang perlu untuk membangkitkan
rasa indah tersebut. Kebangkitan dari rasa indah manusia terbentuk untuk
berbakti kepada Sang Hyang Widhi Wasa hendaknya dipedomani oleh Kama Sastra.
Karena dengan demikian asmara dan rasa indah yang muncul itu tentu terarah atau
bernialai positif. Diantara kitab-kitab Kama Sastra yang terkenal adalah karya
dari Bhagawan Watsyayana.
- Agama.
Kitab agama
itu baru ada setelah agama Hindu itu ada dan berkembang di dunia. Menurut Weda,
agama hindu boleh dan dapat dipelajari oleh seluruh umat manusia. Hal ini
termuat dalam kitab Yajur Weda XVI.18 sebagai berikut :
Yaatkeram wacam kalyanin awadoni janebhyah
Brahma Rajanyabhyam cudraya ca siwaya caranayaca
Artinya :
Biar
kunyatakan disini kitab suci ini kepada orang-orang banyak, kepada kaum
Brahmana , kaum Ksatrya, kaum Sudra, dan kaum Waisya dan bahkan kepada
orang-orangKu dan kepada mereka (orang-orang asing) sekalipun.
Berdasarkan
bunyi Sloka tersebut diatas dinyatakan bahwa kitab Suci Weda dapat dipelajari
oleh siapa saja. Namun menyadari akan kekurang sempurnaan kita sebagai umatnya,
maka tidak akan semuanya dapat mempelajarinya dengan sempurna. Disamping itu
juga kita perlu menyadari bahwa, Weda sebagai sumber ajaran agama Hindu
mengandung ajaran yang sangat tinggi. Bagi mereka yang belum dapat mempelajari
Weda dapat belajar agama Hindu berdasarkan kitab-kitab agama yang isinya memuat
ajaran tentang keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa dan petunjuk-petunjuk untuk
melaksanakan tata cara persembahyangan.
Dari uraian
di atas, maka jelaslah bahwa kelompok Weda Smrti meliputi banyak buku dan
kodifikasinya menurut jenis bidang-bidang tertentu. Ditambah lagi kitab-kitab
Agama misalnya Saiwa Agama, Vaisnawa Agama dan Sakta Agama dan kitab-kitab
Darsana yaitu Nyaya, Waisesika, Samkhya, Yoga, Mimamsa dan Wedanta. Kedua
terakhir ini termasuk golongan filsafat yang mengakui otoritas kitab Weda dan
mendasarkan ajarannya pada Upanisad. Dengan uraian ini kiranya dapat
diperkirakan betapa luasnya Weda itu, mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.
Hal ini sesuai dengan Sloka yang terdapat di dalam kitab Manawa dharmasastra
II.16 sebagai berikut :
Wedo khilo dharma mulam smerti cile ca tad widam
Acaracca iwa sadhunam atmanastustir ceva ca
Artinya,
Seluruh Weda
merupaka sumber dari pada Dharma (agama Hindu) kemudian barulah Smrti,
disamping kebiasaan-kebiasaan yang baik dari orang-orang yang menghayati Weda
(sila) dan kemudian tradisi-tradisi dari orang-orang suci (acara) serta yang
terakhir adalah rasa puas diri sendiri (atmanastuti).
Di dalam
ajaran Weda, yang perlu adalah disiplin ilmu, karena tiap ilmu akan menunjuk
pada satu aspek dengan sumber-sumber yang pasti pula. Hal inilah yang perlu
diperhatikan dan dihayati untuk dapat mengenal isi Weda secara sempurna.
0 Komentar untuk "Pengertian Smrti dan Bagian-bagiannya"